Kapolrestabes Surabaya Kombes Akhmad Yusep Gunawan melakukan sidak penutupan sementara Holywings Basuki Rahmat. Ia memastikan, diskotek yang menjual aneka minuman beralkohol itu benar-benar tak beroperasi.

Di sana, ia juga memantau jalannya aksi unjuk rasa. Yusep, sapaan akrabnya juga turut melihat-lihat sekitar lokasi. Namun, ia justru dikejutkan dengan kehadiran seorang anak kecil penjual donat yang berada di sekitar lokasi. Ia adalah Rangga Supriadi.

Yusep lantas menghampiri anak yang menjual donat itu. Sesekali, ia menepuk pundaknya kemudian berbincang. Ternyata, Yusep dan Rangga pernah bertemu sebelumnya.

“Kamu kok sudah segede ini? Kamu kan yang dulu saya kasih topi itu kan?,” tanya Yusep kepada Rangga, Rabu (29/6/2022).

Rangga pun terkejut. Sebab, Yusep tak menghampirinya seorang diri, melainkan bersama beberapa personel kepolisian berseragam lengkap dan besar.

clicca su questo link

Terlihat, Rangga masih mengenakan topi yang diberi oleh Yusep. Topi itu menjadi kenang-kenangan bagi Rangga.

“Hehe, iya pak,” jawab Rangga, canggung, lalu tersenyum.

Yusep lantas menanyakan penjualan donat yang dijajakan Rangga. Sembari merangkul dan mencicipi donatnya, kemudian ia ‘menggoda’ Rangga.

“Kamu jualannya kemana aja sekarang? Kok masih banyak donatnya? saya borong ya? Tapi, kasihkan ke bapak-bapak ojek sama orang-orang becak,” kata Yusep.

Sembari tersenyum, warga Jalan Pasar Kembang Surabaya itu mengaku bila jualan donat yang dilakukan untuk meringankan beban orangtuanya. Selain itu, juga untuk menambah uang saku sekolahnya.

“Boleh pak, nanti ya pas saya keliling,” sahutnya.

Yusep beri pesan khusus pada Rangga yang ingin jadi polisi,

Lantas, Yusep mengajak Rangga untuk bermain di tempatnya bekerja, Polrestabes Surabaya. Di sana, ia menjanjikan topi baru untuk Rangga.

“Itu nanti antar donatnya ke Polrestabes Surabaya, saya kasih topi yang baru. Ini pangkat kombes di topimu sudah jelek, masa pangkatmu kombes topinya kotor begini,” tuturnya, lalu tertawa.

Sontak, perkataan itu pun mengundang gelak tawa personel polisi di sekitarnya. Begitu juga dengan Rangga.

Kepada detikJatim, Rangga mengaku memang memiliki cita-cita sebagai seorang polisi atau TNI. Namun, ia ragu dengan kondisi perekonomian keluarganya.

“Ayah saya kerja kuli bangunan, kalau ibu kerjanya ya yang bikin donat ini,” kata lelaki yang hendak naik kelas 1 SMP itu.

Ia mengaku, masih mengingat pemberian topi dari Yusep. Kala itu, ia sedang menjajakan dagangannya di Lapangan Thor Surabaya.

“Waktu itu masih musim COVID-19, dikasih bapak polisi itu (Yusep), jarang saya cuci hehe,” paparnya.

Dalam sehari, ia mengaku kerap membawa 100 hingga 200 donat. Ia menjual satu donatnya seharga Rp 2.500 per biji.

Rangga mengatakan, ia kerap berkeliling dan menjual donat di kawasan Tunjungan dan Wonokromo. Seluruh lokasi yang dituju, ia tempuh dengan sepeda mininya.

“Harganya Rp 2.500, kadang ya jual di Tunjungan sama Kodam, sudah jualan sejak 2 tahun lalu,” bebernya.

Ia pun mengingat pesan dan kesan terakhir sebelum berpisah dengan Yusep. Ia mengaku diberi uang beserta petuah.

“Ini tadi diborong semua, terus bilang ‘kalau mau jadi TNI atau Polisi, badannya harus kuat dan sehat’,” tutupnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here