Polwan Ina Amankan Gereja Sambil Gendong Bayi dan Tawa Getir di Negeri Ini

Brigpol Caesilia Mari Ina Ese Korebima sedang bertugas di Gereja GMIT Ebenhaezer Bajawa, sambil menggendong bayinya/Dok. Ngada

Pagi ini saat berselancar di sosial media, perhatian saya tersedot oleh salah satu postingan. Seorang polisi wanita (polwan) menjalankan tugas pengamanan Natal dengan cara tidak biasa. Polwan bernama Caesilia Mari Ina Ese Korebima itu menjalankan tugas profesionalnya sambil menggendong bayi.

Polwan berpangkat Brigpol itu diketahui sedang mengamankan perayaan Natal di Gereja GMIT Ebenhaezer Bajawa, Ngada, NTT pada Jumat, 25 Desember 2020 siang. Dalam pemberitaan sejumlah media, begitu juga postingan di sosial media, terlihat sang polwan tengah menggendong bayi berusia tiga bulan.

“Saya bawa dia saat bertugas, karena suami juga bertugas mengamankan Natal di gereja lain. Asisten rumah tangga juga ada ikut misa Natal,” ungkap Ina memberikan alasan  kepada Kompas.com, 26/12/2020.

Brigpol Ina tampak berseragam polisi lengkap. Plus masker hitam. Ia mendekap sang bayi lekat-lekat, seakan ingin segera menidurkan bayi itu. Ia hilir mudik di depan pintu gereja tanpa canggung. Tak ada rasa malu bakal jadi tontonan orang. Yang terpenting baginya, bisa tetap menjalankan dua panggilan sekaligus: polisi dan ibu.

“Bagi saya hal ini bukan menjadi penghalang atau penghambat dalam melaksanakan tugas yang sudah diembankan ini kepada kami anggota . Sebagai seorang ibu, saya pasti tidak tega meninggalkan anak di rumah,” sambungnya.

Sejuk dan Toleran

Saya merasa terharu. Peristiwa itu terjadi di kota kelahiranku. Bajawa adalah ibu kota Kabupaten Ngada, satu dari 22 kota/kabupaten di NTT. Ngada menjadi satu dari delapan kabupaten yang berada di Pulau Flores, pulau berbentuk ular dalam lembaran peta Nusantara. Oleh masyarakat setempat Flores kerap disebut Nusa Nipa (Pulau Ular).

Nama Flores berasal dari bahasa Portugis, “cabo de flores” yang berarti Tanjung Bunga. Pulau Flroes pun kerap disebut Pulau Bunga. Nusa Bunga. Di pulau itu berdiam masyarakat dari berbagai suku, dengan ragam bahasa dan adat istiadat.

Sejak dahulu mayoritas penduduk Flores beragama Katolik. Flores menjadi salah satu kantong Katolik di Indonesia. Salah satu jejak peninggalan bangsa Portugis yang masih bertahan, di samping entitas kultural lainnya

Berita polisi Beritapolisi  Berita polisi Beritapolisi  Berita polisi Beritapolisi  Berita polisi Beritapolisi  Berita polisiBeritapolisi  Berita polisi Beritapolisi  Berita polisi Beritapolisi  Berita polisi Beritapolisi  Berita polisi Beritapolisi  Berita polisi Beritapolisi  Berita polisi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here